![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV-uGAzrlm5xv_ZAPB16HJ9BC-uPrvYnDX9byGE0m_ApicZeb007ZitHoP21r4sNZylPFfpLHl80TyMLQKfnmndtwOcjwnBTLTgSM_VKKsYVMvAAWNdzqnyOCsTDCTwELUYfvXLZAX7zwQ/s640/suwarjono-aji_20151109_133235.jpg)
JAKARTA - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Suwarjono menilai teror yang dialami tiga jurnalis yang sedang bertugas di Lumajang, Jawa Timur cukup serius. Sebab, bukan tidak mungkin dari teror tersebut bisa berakibat sama seperti yang dialami Salim Kancil dan Tosan.
Untuk itu, AJI mendesak agar kepolisian bertindak cepat untuk menyikapi teror yang dialamatkan kepada tiga jurnalis tersebut. Menurutnya, ketiga jurnalis itu sebelumnya tidak pernah mendapat teror dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya.
"AJI mendesak agar kepolisian untuk memastikan menangkap pelaku teror. Kalau pelaku ini tidak ditangkap akan meresahkan dan membuat rasa tidak aman dan nyaman jurnalis saat meliput," kata Suwarjono di Kantor YLBHI, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Suwarjono menuturkan, polisi harus bertindak cepat menangkap pelaku penyebar teror untuk jurnalis tersebut. Karena menurutnya, cukup mudah untuk menangkap pelaku yang mengirimkan SMS ancaman kepada tiga jurnalis tersebut.
"Semua pengguna handphone kan bisa diketahui. Itu bisa jadi petunjuk yang kuat bagi pihak kepolisian," tegasnya.
Suwarjono mengatakan, adanya ancaman terhadap tiga jurnalis di Lumajang tak lepas dari adanya "orang kuat" yang merasa terganggu dengan pemberitaan. Namun, jika memang tidak berkenan terhadap pemberitaan tidak dibenarkan dengan melakukan teror.
"Bahkan tiga jurnalis di Lumajang diancam akan dibunuh. Ini ada keterlibatan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan," tandasnya.
Seperti diketahui, preman pro penambangan liar di Desa Selok Awar-awar, Pasirian, Kabupaten Lumajang kembali berulah.
Kali ini tiga wartawan yang menjadi sasaran, yaitu Wawan Sugiarto alias Iwan (kontributor TV One), Achmad Arief (JTV) dan Abdul Rohman (kontributor Kompas TV).
Tiga wartawan ini mendapat ancaman melalui SMS dari orang tak dikenal
SMS berisi ancaman itu dikirim secara serentak kepada tiga wartawan itu pada Kamis (5/11/2015) menjelang tengah malam.
"Hanya selisih beberapa detik. Narasi dan bahasanya sama," kata Rohman kepada SURYA.co.id, Sabtu (7/11/2015).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLhEL54DLzCJrx67oaHSSLuu8DDyVxX9UC-3gWsnfjAvTRlVTuPdRu_4JSwgLhYNd0F2xjbnHdU_H77592a7erVpvrI96uJ1z3css9OTYHq0dXtFpUlDuIhr3WSUtPEpxbsnQVkHeHSzp3/s1600/pokersss.gif)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !