Headlines News :
Home » , » Darah Kerbau Bule Dioleskan di Kaki Jembatan Kutai yang Baru sebagai Tolak Bala

Darah Kerbau Bule Dioleskan di Kaki Jembatan Kutai yang Baru sebagai Tolak Bala

Written By Unknown on Tuesday, December 8, 2015 | 11:29 PM


TENGGARONG - Ritual menyembelih kerbau terkait proyek pembangunan rumah, gedung atau jembatan sudah tak asing lagi di Indonesia.

Pembangunan Jembatan Kukar yang baru pun tidak luput dari ritual yang dianggap sakral itu. Barangkali semacam tradisi dan kearifan lokal.

Berdasarkan perbincangan dengan warga Tenggarong, ritual potong kerbau memang lazim dilakukan warga Kutai pada umumnya.

Hal itu bertujuan sebagai ungkapan syukur dan sekaligus penolak bala.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kukar, Ahyani Fadhianur Diani, menuturkan tidak ada syarat dan kriteria apa pun dalam pembangunan Jembatan Kukar baru terkait ritual pemotongan kerbau.

Ia hanya menjalankan adat tradisi masyarakat setempat. Ia memang sempat terlihat memotong kerbau putih atau bule di sekitar lokasi jembatan.

Kerbau berjenis albino itu memang tergolong langka dan mahal harganya. Kerbau bule berbobot 240 kilogram didapatkan Ahyani dari seorang peternak di daerah Pasir, Tenggarong Seberang.

Sejak dua bulan lalu, ia telah membeli kerbau tersebut, namun baru pada Jumat pekan lalu kerbau bule itu disembelih.

"Memang kerbau albino itu langka. Kami bisa dapat karena ada staf saya yang keluarganya punya peternakan hewan kurban di Pasir, Tenggarong Seberang," kata Ahyani, sehari sebelum peresmian Jembatan Kutai Kartanegara.

Kami belilah kerbau itu, kebetulan memang adanya cuma satu kerbau dan jenisnya albino. Saya tidak tahu harganya, yang tahu staf saya," kata Ahyani kepada Tribun Kaltim.

Berdasarkan pengamatan Tribun Kaltim saat prosesi ritual dilaksanakan, kerbau dipotong di bagian leher. Kemudian bagian kepala dipisahkan dari badannya.

Sama halnya dengan prosesi pemotongan sapi, daging kerbau diambil satu per satu dan dibagikan ke pekerja, masyarakat, dan panti asuhan.

Masing-masing orang mendapat 1 kg daging. Adapun kepala Kerbau kemudian ditanam di sisi jembatan Tenggarong Seberang.

Darah kerbau juga dioleskan di kaki jembatan, sembari si pengolesnya membacakan doa, tentu agar jembatan aman dan warga selamat menggunakannya.

Ritual serupa sebenarnya pernah dilakukan di sekitar jembatan saat terjadinya jembatan runtuh, 26 November 2011 dan menewaskan 24 orang.

Hal ini diungkapkan seorang warga Tenggarong yang enggan disebutkan namanya.

Menurutnya, setelah runtuhnya jembatan Kukar lama, Kesultanan Kutai Kartanegara mengorbankan seekor kerbau putih di bawah jembatan sisi Tenggarong Seberang.

Kepala kerbau juga ditanam di tempat itu, sementara darahnya dioleskan pada reruntuhan jembatan.
"Waktu jembatan runtuh itu juga ada dari kesultanan Kutai yang menyembelih kerbau putih. kepalanya ditanam di tempat yang sama. Itu untuk menolak bala, supaya arwah-arwah tidak mengganggu kegiatan di sekitar jembatan," ujar pria yang memakai kaos hijau.

Kepala Keselamatan Proyek Yanto mengatakan, saat uji beban, Sultan Kutai Katanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Salehuddin II turut menghadiri kegiatan itu.

Saat itu, Sultan menaburkan beras kuning di atas jembatan dan Sungai Mahakam selama sekitar 15 menit.

Yanto juga tak mengerti maksud prosesi itu, ia hanya mengikuti ritual adat setempat.

Namun sebelumnya, Sultan sempat berpesan kepada para pekerja agar hati-hati dan memperhatikan keselamatan selama membangun jembatan.

"Pesan dari Sultan waktu itu, kita harus hati-hati kalau bekerja. Tdak boleh bergurau sembarangan. Kalau malam Jumat jangan lembur, dan jangan lupa baca ayat kursi serta shalawat sebelum bekerja," ucap Yanto.


Agen Poker Online - www.luwakpoker.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

CONTACT LUWAK POKER




 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Harian Berita LUWAKPOKER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger