Headlines News :
Home » , , , , , , » Tukang Bakso Ini Menyesal Gabung ISIS di Suriah

Tukang Bakso Ini Menyesal Gabung ISIS di Suriah

Written By Unknown on Friday, January 29, 2016 | 10:28 AM


JAKARTA - Sebanyak 11 terdakwa kasus terorisme terkait simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menjalani sidang lanjutan pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis (28/1/2016).

Salah seorang terdakwa, Ahmad Junaidi menyampaikan penyesalan berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. Ia menyesal karena merasa tertipu dengan tugas dan bayaran yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan. "Menyesal," kata Junaidi.

Menurut Junaidi, dirinya bisa berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS karena diajak dan dikoordinir oleh Abu Jandal pada 2013.

Ia mengaku kesehariannya menjual bakso keliling dan guru mengaji di Malang. Pada suatu ketika, ia mengaku bertemu dengan Abu Jandal di masjid Malang usai ceramah tentang kejadian di Suriah.

Diberitakan, Abu Jandal Al Yemeni Al Indunusi alias Salim Mubarok Attamimi sendiri masih berada di Suriah. Dia disebut-sebut salah seorang tokoh perekrut anggota ISIS di Indonesia dan diduga berperan dalam serangan bom di Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016 lalu.

Junaidi mengaku pada pertemuan kedua, Abu Jandal menyampaikan tentang adanya khilafah di Suriah yang melaksanakan misi kemanusian atas penindasan yang dilakukan rezim Bashar Al Asad terhadap kelompok Sunni.

Saat itu, Junaidi mengaku dijanjikan bayaran yang lebih besar dari pendapatannya sebagai penjual bakso yang hanya Rp2 juta sampai Rp2,5 juta per bulan. Bayaran itu untuk tugasnya menjadi guru mengaji ke orang-orang di Suriah yang belum bisa mengaji.

Akhirnya, pada Maret 2013, sebanyak 18 orang dipimpin oleh Abu Jandal ikut dalam pemberangkatan ke Suriah melalui Surabaya-Jakarta-Kualalumpur-Turki pada 21 Maret 2014.

Seluruh biaya keberangkatan ditanggung oleh Abu Jandal. Sementara urusan paspor ditangani oleh Helmi Aminudin.

Rombongan yang berangkat ke Suriah dipimpin oleh Abu Jandal itu di antaranya Helmi Aminudin, Abdul Hakim Munabari, Abdul Hakim, Muhammad Fachry alias Ustad Fachry alias Tuah Febriwansyah, dan Robby Risahputra.

Junaidi mengakui sebelum berangkat sempat menandatangani surat dari Abu Jandal tentang perjanjian bekerja.

Setiba di Suriah, rombongan 18 warga Indonesia dibagi oleh pimpinan setempat ke dalam tiga kelompok dengan tugas masing-masing di penapungan.

Kegiatan pertama mereka diajak latihan menembak dengan AK47 di Muaskar. Junaidi mengaku tidak tahu jika tempat tersebut merupakan lokasi penggemblengan dan pelatihan ISIS.

Junaidi membenarkan beberapa foto yang ditunjukkan oleh jaksa adalah dirinya. Foto-foto tersebut memperlihatkan dia tengah mengangkat senjata api AK47 di camp pelatihan. "Beli hp di sana, seharga 150 Dolar. Uangnya lupa dari mana. Tapi, sebelum bagi tugas dikasih uang 200 Dolar oleh orang sana," terangnya.

Setelah latihan menembak, Junaidi mengaku ditempatkan di Hariri sebagai tukang masak di siang hari dan jaga camp malam hari. Ia juga dibekali senjata dan teropong dalam kegiatan tersebut.

"Kalau masak kok bawa senjata?" tanya jaksa.

"Itu memang diminta uintuk selfie saja," jawab Junaidi.

Junaidi mengaku hanya enam berada di Suriah hingga akhirnya mencari jalan kembali ke Indonesia.

Ia keluar dari kelompok tersebut karena tugas dan bayaran tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh Abu Jandal.

Selam di sana, selain latihan menembak dan memasak, Junaidi mengaku mengajar mengaji ke sejumlah orang-orang Suriah. "Betul di sana banyak yang belum bisa mengaji. Bahasa Arab mereka memang beda dengan bahasa Arab di Al quran," kata dia.

Ia mengaku menyesal berangkat ke Suriah karena tugas dan bayaran tidak sesuai dengan yang dijanjikan. "Saya dapat cuma Rp600 ribu sebulan. Tidak ada uang yang dikirim ke keluarga. Sampai saat ini nggak ada yang bantu keluarga saya," ujarnya.

Kalau ditawari bayaran mahal masih mau ke sana? Nggak pak nggak akan
Iklim ya juga begitu.

Diberitakan, Ahmad Junaidi dan 10 orang lainnya ditangkap tim Densus 88 Polri pada Maret 2015.

Sepuluh terdakwa lainnya yang menjalani persidangan di PN Jakbar adalah Muhammad Amin alias Abu Ahmad, Koswara alias Abu Hanifah, Tuah Febriwansyah Alias Muhammad Fachry, Helmi Muhammad Alamudi alias Abu Royan, Ridwan Sungkar alias Ewok, Aprimul Henry alias Mulbin Arifin, Abdul Hakim alias Abu Imad, Muhammad Basri alias Abu Saif, Robby Rissa Putera alias Abus Wahab, dan Daeng Stanza alias Abu Ishaq.

Sebelas orang itu ditangkap dengan tuduhan diduga telah bergabung dengan ISIS di Suriah dan berperan membantu pemberangkatan ke Suriah.

Keseharian Junaidi sendiri sebelum berangkat ke Suriah adalah menjual bakso keliling di Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.

Junaidi oleh jaksa didakwa melanggar Pasal 15 Juncto Pasal 7a Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan terancam 15 tahun penjara.

Pasal 15 mengatur tentang permufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan untuk melakukan tindak pidana terorisme.

Penasihat hukum Junaidi, Asludin menyampaikan kliennya tidak bersalah dan tidak ada tindak pidana terorisme yang dilakukan sebagaimana didakwa oleh jaksa. Sebab, keberangkatan Junaidi ke Suriah dilakukan sebelum adanya pendeklarasian organisasi ISIS di Suriah pada 2014.

"ISIS ini sejarahnya dideklarasikan pada 2014. Sedangkan sebagian besar dari mereka berangkat pada 2013, saat itu ISI belum ada. Yang ada bahwa saat itu ada khilafah. Jadi, mereka berangkat ke sana untuk khilafah itu," ujarnya.


Agen Poker Online - www.luwakpoker.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

CONTACT LUWAK POKER




 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Harian Berita LUWAKPOKER - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger