HarianLuwak - Temuan uang pecahan Rp 100 ribu gagal produksi (reject) membuat resah warga Banten, terlebih hal tersebut terjadi pada saat transaksi berlangsung di Bank Jabar-Banten (BJB) Cabang Pandeglang.
"Awalnya saya sedang nunggu antrean untuk setor uang ke rekening. Tiba-tiba ada pria berpakaian PNS yang komplain karena mendapat uang gagal cetak. Kemudin teller meminta bapak itu menukarkannya ke Bank Indonesia," kata pemilik uang 'reject', Ari Supriadi, Rabu (30/12/2015).
Ari yang sehari-hari bekerja sebagai wartawan media cetak lokal Banten ini bercerita bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Rabu pagi, 30 Desember 2015, saat dirinya membeli uang 'reject' tersebut dengan nilai yang sama.
"Uang akan saya simpan. Karena sangat jarang ada uang gagal produksi bisa tersebar ke masyarakat dan mungkin salah satunya saya yang beruntung," tegasnya.
Kepala Perwakilan (Kanwil) Bank Indonesia (BI) Serang, Budiharto Setyawan, enggan menanggapi temuan uang 'reject' pecahan Rp 100 bernomor seri UBU938888 itu.
"Saya gak mau berkomentar untuk uang gagal produksi. Apalagi saya belum lihat jelas bentuk uang tersebut. Nanti saya komentar ternyata uang itu bukan uang asli melainkan palsu," kata Kanwil BI Serang, Budiharto Setyawan, Selasa (30/12/2015).
Dirinya meminta pemilik uang 'reject' untuk membawanya ke kantor BI Serang agar diteliti apakah uang itu asli atau tidak sehingga bisa menghilangkan kerisauan masyarakat.
"Saran saya, coba bawa uang itu ke kantor. Kalau cuman foto uang saja mana saya bisa lihat secara jelas. Kan kita ada tiga cara untuk membedakan uang palsu atau asli. Pertama dilihat, diraba dan diterawang. Kalau hanya melihat tapi belum bisa meraba atau menerawang, saya gak bisa berkomentar," tegasnya.
Jika dilihat dari fisik, dimensi uang itu sedikit lebih lebar dari ukuran normal. Di sebelah kanan atau sisi kanan dan bawah foto Bung Karno, nampak bahan kertas melebihi sekitar 2,5 centimeter ke bawah dan 2 centimeter ke bagian samping.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !